Rabu, 23 Februari 2011

askep keluarga dengan salah satu anggota keluarga menderita kusta

STIKES RS BAPTIS KEDIRI
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


1. PENGKAJIAN
1.1. Data Umum
1) Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. J
2) Alamat dan telepon : Jl. Mauni Gg.II no.88, Bangsal, Kota Kediri
3) Pekerjaan KK : Tidak Bekerja
4) Pendidikan KK : Tamat SD
5) Komposisi keluarga :
No Nama Jenis kelamin Hubungan dengan KK Umur Pendidikan Imunisasi Keterangan




Ny. Y
Sdr. I
Sdr. Y
An. T P
L
L
L Istri
Anak
Anak
Anak 47th
27th
20th
14th Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMP
SMP

Genogram :








Keterangan :











6) Tipe Keluarga
Keluarga Tn. J adalah tipe keluarga inti, yaitu terdiri dari Tn. J dananak-anaknya.
7) Suku Bangsa
Semua anggota keluarga Tn. J berasal dari suku Jawa. Komunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Jawa.
8) Agama
Semua anggota keluarga Tn. J menganut agama Islam. Jarang sholat 5 waktu dan mengikuti acara keagamaan yang diadakan di daerah tempat tinggalnya.
9) Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. J tidak bekerja, sehingga tidak ada penghasilan tetap. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga Tn. J bergantung pada penghasilan anak pertama dan kedua. Penghasilan dirasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga pengeluaran benar-benar diminimalkan.
10) Aktifitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Tn. J tidak pernah mengunjungi tempat-tempat rekreasi dan jarang berbincang-bincang dengan anggota keluarganya.

1.2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga berada pada tahap keluarga dengan anak dewasa (pelepasan anak ke masyarakat)
2) Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Keluarga dengan usia pertengahan. Karena keluarga belum mampu mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan dan keakraban pasangan.
3) Riwayat Keluarga Inti
Tn. J dan Ny. Y menikah pada umur 20 tahun dan 18 tahun. mempunyai 5 orang anak. Beberapa tahun belakangan hubungan keluarga semakin jauh, yang tampak dengan komunikasi yang kurang satu sama lain. Saat ini Tn. J adalah mantan penderita kusta dengan cacat pada kaki tingkat II dan telah dinyatakan RFT (Release From Treatment) sejak tahun 2009, tetapi masih dalam masa pengawasan selama 5 tahun.
4) Riwayat Keluarga Sebelumnya
Dalam keluarga Tn.J tidak ada yang menderita kusta. Orang tua Tn. J dan Ny. Y telah meninggal dunia. Orang tua Tn. J menderita hipotensi, sedangkan orang tua Ny. Y menderita diabetes melitus dan hipertensi.

1.3. Data Lingkungan
1) Karakterisik Rumah
Rumah permanen dari tembok dan milik sendiri. Lantai berupa plester kasar dan tampak kotor. Rumah terdiri dari ruang tamu, 3 kamar tidur, 2 kamar mandi, dan 1 dapur, ventilasi cukup di setiap ruangan. Perabotan tidak tertata dengan baik, umber air untuk kebutuhan sehari-hari berasal dari PDAM.

2) Denah Rumah











3) Karakteristik Lingkungan
Keluarga Tn. J bertempat tinggal di wilayah kota Kediri, dekat jalan raya. Kebersihan lingkungan terpelihara dengan baik. Pada sebelah rumah terdapat toko kecil untuk belanja setiap hari.
4) Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. J merupakan penduduk asli daerah tersebut dan tidak pernah berpindah-pindah ke daerah lain.
5) Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat
Keluarga biasa berkumpul pada malam hari saat menonton televisi, kecuali Sdr. I yang hampir setiap hari keluar rumah. Komunikasi dengan masyarakat tergolong cukup, tampak dengan setiap sore Ny.Y berkumpul dengan tetangga.
6) Sistem Pendukung Keluarga
Tempat tinggal Tn. J dekat dengan Puskesmas, jarak sekitar 1km. Keluarga mempunyai kartu Jamkesmas yang selalu dipakai saat berobat.

1.4. Struktur Keluarga
1) Pola Komunikasi
Pola komunikasi kurang baik, tampak dengan sikap saling berdiam diri antar anggota keluarga terhadap kondisi kesehatan Tn. J, perawatan luka dilakukan sendiri oleh Tn. J. Keluarga memberi respon negatif saat berkomunikasi dengan Tn. J.
Tn. J cenderung diam jika ada konflik dengan salah satu anggota keluarga.
2) Struktur Kekuatan Keluarga
Pengambilan keputusan dalam keluarga diambil secara individual. Pengaturan keuangan diatur oleh Sdr. I.
3) Struktur Peran (Formal Dan Informal)
Tn. J : sebagai kepala keluarga, tidak bekerja
Ny. Y : sebagai ibu rumah tangga
Sdr. I : sebagai anak, bekerja sebagai buruh bangunan
Sdr. Y : sebagai anak, bekerja di luar kota
Sdr T : sebagai anak, megikuti kemauan orang tua
Terdapat konflik peran pada Tn. J, dimana Tn. J tidak mampu menjalankan peran untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarganya akibat sakit yang sedang diderita. Hal ini diperkirakan menjadi salah satu pemicu komunikasi yang tidak efektif dalam keluarga tersebut.
4) Nilai Dan Norma Keluarga
Nilai dan norma dalam keluarga terlihat sangat kurang. Dapat dibuktikan dengan sikap tidak peduli terhadap anggota keluarga yang sakit. Sikap individualis masih tinggi.

1.5. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Dalam keluarga fungsi afektif tidak berjalan dengan baik. Tampak dari sikap kurang menghargai salah satu anggota keluarga. Rasa peduli antar anggota keluarga rendah, dapat dilihat dalam sikap tidak membantu sama sekali perawatan luka Tn. J selama ini.
2) Fungsi Sosial
Kehidupan keluarga bergantung pada Sdr. I dan Ny. Ya.
Perkembangan anak diserahkan pada Ny.Y.
3) Fungsi Perawatan Keluarga
a. Kemampuan untuk mengenal masalah
Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan kurang. Ditandai dengan Tn. J hanya merawat lukanya dengan air rebusan daun jarak+serai dalam kaleng besar yang airnya diganti 2 hari sekali.
b. Kemampuan untuk mengambil keputusan
Kemampuan mengambil keputusan kurang. Dapat dilihat pada sikap tidak mau kontrol ke Puskesmas lagi karena tidakada kemajuan terhadap keluhan penyakitnya, dan tidak adanya motivasi dari anggota keluarga yang lain agar Tn. J mau kontrol lagi.
c. Kemampuan untuk merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga kurang mampu merawat anggota keluarga yang sakit. Tampak dimana Tn. J mencari daun jarak+serai, mengolah, dan merawat lukanya sendiri, keadaan luka dan daerah sekitarnya tampak kotor, air rendaman terlihat keruh.
d. Kemampuan memelihara/memodifikasi lingkungan
Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan sangat kurang. Tn. J mengatakan rumah memang kotor. Tampak lantai rumah yang kotor, berdebu, dan letak perabotan yang tidak teratur.
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Kemampuan cukup mampu menggunakan fasilitas kesehatan. Keluarga menggunakan kartu Jamkesmas setiap kali periksa ke unit pelayanan kesahatan.
4) Fungsi Reproduksi
Tn. J dan Ny. Y memiliki 5 orang anak. Ny.Y telah melakukan KB MOW setelah anak terakhir lahir.

1.6. Stress Dan Koping Keluarga
1) Stress Jangka Panjang Dan Jangka Pendek
- Jangka pendek : luka pada jari-jari kaki kiri Tn. J tidak cepat sembuh
- Jangka panjang : Keadaan ekonomi yang kurang, komunikasi inefektif dengan keluarga
2) Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi / Stressor
Respon keluarga rendah, tampak dengan sikap tidak peduli terhadap keadaan luka Tn. J.
3) Strategi Koping Yang Digunakan
Keluarga menerima keadaan ekonomi yang sekarang, tetapi tetap termotivasi untuk terus bekerja.
4) Strategi Adaptasi Disfungsional
Sikap keluarga kurang peduli terhadap kondisi kesehatan Tn. J.
Tn. J tidak mau lagi kontrol ke Puskesmas karena tidak merasakan perubahan pada kesehatannya selama pengobatan.

1.7. Pemeriksaan Fisik
NO NAMA ANGGOTA KELUARGA HASIL TANDA TANGAN
1 Tn. J S : 37,4 oC
P : 84 x/menit
N : 20 x/menit
TD : 100/60 mmHg
- Kedua telapak kaki mati rasa.
- Terdapat luka pada 3 jari kaki kanan dan 1 pada jari kaki kiri.
- Keadaan luka dan jaringan sekitarnya kotor.
2 Ny. Y S : 36,7 oC
P : 78 x/menit
N : 20 x/menit
TD : 150/80 mmHg
3 Sdr. I Tidak terkaji
4 Sdr. Y Tidak terkaji
5 An. T S : 37,1 oC
P : 82 x/menit
N : 22 x/menit
BB : 31 kg

1.8. Harapan Keluarga
Keluarga berharap semua penyakit yang diderita segera sembuh.


2. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
2.1 Analisa dan Sintesa Data
NO DATA MASALAH PENYEBAB
1 a. Subyektif :
Tn. J mengatakan ”luka saya rawat sendiri menggunakan air rebusan daun jarak dan serai yang diganti 2 hari sekali”.
b. Obyektif :
- Kedua telapak kaki mati rasa.
- Terdapat luka pada 3 jari kaki kanan dan 1 pada jari kaki kiri
- Tampak luka dan jaringan sekitarnya kotor
- Tempat dan air rendaman kotor dan keruh Resiko tinggi infeksi Ketidakmampuan untuk merawat anggota keluarga yang sakit
2 a. Subyektif :
Tn. J mengatakan rumahnya memang kotor
b. Obyektif :
- Lantai kotor dan berdebu
- Letak perabotan tidak teratur Hambatan penatalaksanaan pemeliharaan rumah Ketidakmampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan







2.2 Perumusan Diagnosa Keperawatan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN (PES)
1
Resiko tinggi infeksi pada Tn. J berhubungan dengan ketidakmampuan untuk merawat anggota keluarga yang sakit
2
Hambatan penatalaksanaan pemeliharaan rumah pada keluargaTn. J berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan

2.3 Penilaian (skoring) Diagnosa Keperawatan Keluarga

Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi infeksi pada Tn. J berhubungan dengan ketidakmampuan untuk merawat anggota keluarga yang sakit
NO KRITERIA SKOR PEMBENARAN
1 Sifat Masalah : ancaman kesehatan
Skala : 2 2/3 x 1 = 2/3 Jika tidak segera diatasi akan meningkatkan resiko infeksi, karena efek yang belum diketahui dari bahan yang dipakai untuk merawat luka
2 Kemungkinan masalah untuk diubah : mudah
Skala : 2 2/2 x 2 = 2 Dengan perawatan luka yang benar resiko infeksi dapat diminimalkan
3 Potensi masalah untuk dicegah : cukup
Skala : 2 2/3 x 1 =2/3 Kemampuan menerima pendidikan kesehatan terbatas/tidak maksimal
4 Menonjolnya masalah : masalah berat harus segera ditangani
Skala : 2 2/2 x 1 =1 Tn. J terus merawat luka sendiri menggunakan bahan-bahan tradisional
Total Skor 4 1/3










Diagnosa Keperawatan : Hambatan penatalaksanaan pemeliharaan rumah pada keluarga Tn. J berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memelihara / memodifikasi lingkungan
NO KRITERIA SKOR PEMBENARAN
1 Sifat Masalah : ancaman kesehatan
Skala : 2 2/3 x 1 = 2/3
Jika tidak segera diatasi akan meningkatkan resiko infeksi akibat lingkungan yang kotor karena menjadi tempat berkembang biaknya kuman.
2 Kemungkinan masalah untuk diubah : mudah
Skala : 2 2/2 x 2 = 2 Ketersediaan sarana di rumah (seperti sapu, kain bekas, kemoceng)
3 Potensi masalah untuk dicegah : cukup
Skala : 2 2/3 x 1 =2/3 Keluarga membersihkan lingkungan rumah, tetapi tidak maksimal
4 Menonjolnya masalah : ada masalah, tidak perlu ditangani
Skala : 1
1/2 x 1 = ½ Keadaan rumah seperti ini sudah berlangsung lama, dan merasa tidak ada efek negatif terhadap anggota keluarga
Total Skor 23/6 = 3 5/6

2.4 Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Resiko tinggi infeksi pada Tn. J berhubungan dengan ketidakmampuan untuk merawat anggota keluarga yang sakit
2 Hambatan penatalaksanaan pemeliharaan rumah pada keluarga Tn. J berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memelihara / memodifikasi lingkungan
V. PENUTUP
Dengan megetahui penyebab, penyebaran penyakit, dan pengobatannya
maka tidaklah perlu timbul lepraphobia. Hal ini dapat dilihat dengan penting peranan
penyuluhan kesehatan kepada penderita dan keluarga serta masyarakat dimana
dengan penyuluhan ini diharapkan penderita dapat berobat secara teratur, dan tidak
perlu dijauhi oleh keluarga malahan keluarga sebagai pendukung proses
penyembuhan serta masyarakat tidak perlu mempunyai rasa takut yang berlebihan.
Penderita kusta sebagai manusia yang juga mendapat perlakuan secara
manusia, jadi keluarga dan masyarakat tidak perlu mendorong untuk mengasingkan
penderita kusta tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar